Sabtu, 19 Desember 2009

Sejarah Hari Jadi Banyuwangi



18 Desember 1771, merupakan momentum dari sekian banyak perjalanan sejarah Blambangan yang pernah berlaku di Banyuwangi,Perang Puputan Bayu merupakan tonggak kemenangan rakyat Blambangan dalam usaha melawan penjajahan Belanda di bumi Blambangan.Perlawanan tidak hanya di Bayu tetepi juga di beberapa tempat di pantai Grajakan,di Luh pangpang,di Banyu alit,blimbing sari,Banjar,Gambiran,di Temuguruh dan di Candi Gading Tirta Arum.
Sehingga Kompeni Belanda mendatangkan bantuan dari Batavia,Semarang,Mataram,Pasuruan, Surabaya dan dari Madura.Sejumlah bantuan dari pesisir utara Jawa itu, di namakan pasukan “ DRAGONDERS’ yang artinya pasukan penghancur.Pasukan itu di persiapkan menyerang pertahanan Bayu dari dua arah yaitu Songgon dan Susukan.
Perang Bayu 18 Desember 1771, di catat oleh belanda sebagai ‘De Dramatishe verni tiging het companies leger” suatu peristiwa dramatis tentang kehancuran kompeni yang sangat memalukan. Sebab dalam peperangan itu sejumlah perwira Belanda berguguran mantara lain Mayjend Coulmand, Brigjend Boisshouvel ,Letkol Imhof, Kapten Reigers,Kopral Hendrick dan ratusan pasukan Alap-alap dari Madura yang di pimpin oleh Letnan Montro.
Sedang lascar Blambangan yang di pimpin Rampeg Jagapati yang di sebut oleh Belanda “Psedo Willis” yaiti titisan wong Agung Willis ,merupakan pasukan yang sering menjebak pasukan kompeni masuk songgak,jurang yang di pasangi tusukan duri. Laskar perempuan yang di pimpin Sayu Wiwit,merupakan pasukan yang sering menyelinap di hutan dan muncul dengan perisaii daun keluwe bersenjatakan tulup yang beracun.
Manifestasi hari jadi Banyuwangi tanggal 18 Desember ,bukan hari jadi suatu Nama,bukan pula hari jadi suatu pemukiman atau hari jadi sebuah kota yang di tetapkan statusnya sebagai ibu kota, tetapi hari jadi yang punya Momentum dalam perjuanganya, sehingga melahirkan sejumlah tokoh yang menjadi kebangggaan rakyat Banyuwangi dengan harapan bias mengembangkan Banyuwangi sebagai Pelangi Timur yang memancarkan warna-warni budaya Nusantara

Minggu, 29 November 2009

"GANDRUNG BANYUWANGI"

"GANDRUNG BANYUWANGI"

berasal dari kata "gandrung", yang berarti 'tergila-gila' atau 'cinta habis-habisan' dalam bahasa Jawa. Kesenian ini masih satu genre dengan seperti ketuk tilu di Jawa Barat, tayub di Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian barat, lengger di wilayah Banyumas dan joged bumbung di Bali, dengan melibatkan seorang wanita penari profesional yang menari bersama-sama tamu (terutama pria) dengan iringan musik (gamelan).

Bentuk kesenian yang didominasi tarian dengan orkestrasi khas ini populer di wilayah Banyuwangi yang terletak di ujung timur Pulau Jawa, dan telah menjadi ciri khas dari wilayah tersebut, hingga tak salah jika Banyuwangi selalu diidentikkan dengan gandrung. Kenyataannya, Banyuwangi sering dijuluki Kota Gandrung dan patung penari gandrung dapat dijumpai di berbagai sudut wilayah Banyuwangi.

Gandrung sering dipentaskan pada berbagai acara, seperti perkawinan, pethik laut, khitanan, tujuh belasan dan acara-acara resmi maupun tak resmi lainnya baik di Banyuwangi maupun wilayah lainnya. Menurut kebiasaan, pertunjukan lengkapnya dimulai sejak sekitar pukul 21.00 dan berakhir hingga menjelang subuh (sekitar pukul 04.00).

Minggu, 22 November 2009

Sealand : Negara Terkecil di Dunia?




Percaya ngga',pict Tower kecil diatas merupakan suatu Negara

Sealand adalah sebuah wilayah yang terletak sekitar 10 Km pesisir pantai
Sulffolk,Inggris,pada titik Koordinat 51 "53'40" LU,1"28'57" BT".Statusnya
sendiri adalah negara Mikro (Penduduknya sendiri mengakui wilayah tsb adalah
sebuah negara yang merdeka,tapi tidak diakui sebagai negara oleh negara lainnya).Uniknya,Negara
ini wilayahnya cuma mencakup Roughs Tower saja,yang notabene hanya mempunyai
luas hanya 550 m² saja,benar-benar ngara terkecil ya..hihihi
Penduduknya sendiri aja sekarang cuma tinggal seorang saja,yaitu Michael Bates,yang
merangkap sebagi penduduk satu-satunya sekaligus sebagai Kepala Pemerintahan,weqs,sarap
ni anak..